Milik Allah, Kembali pada Allah

    Alkisah, seorang penumpang dari Yogyakarta bepergian ke Surabaya dengan kereta api. Di perjalanan, terdengar seruan seorang penjual kipas. "Pas kipas, Pas kipas..!Ngin angin surga..! Dijamin dua tahun tidak rusak kipasnya! Pas kipas, pas kipas! Ri mari beli kipasnya Pak!"
    Karena memang udara terasa gerah dan panas, sang penumpang segera melambai-kan tangannya ke penjual kipas. Penuh senyum, si penjual pun menghampiri. "Ri mari Pak, kipasnya. Dijamin dua tahun tidak rusak!" Sambil memilih-milih, penumpang ini berkata, "Ah, jangan bercanda to.. Mana ada kipas begini bisa bertahan dua tahun?"
    "We, bapaknya kok ndak percaya. Ini kipas pol jempol tak iye!"
    Singkat kata, penumpang ini pun membeli sebuah kipas. Tapi belum ada dua menit menggunakan kipasnya, si bapak segera meneriaki penjual kipas yang kebetulan masih di gerbongnya.
    "Sampeyan nipu saya! Katanya kipas dua tahun nggak rusak, ini baru dua menit sudah amburadul, mbrodholi nggak karuan!", kata beliau berapi-api.
    "Lho, jangan rah marah dulu Pak! Mungkin sampeyan kliru cara pakainya!"
    "Keliru bagaimana?"
    "Nah, coba sampeyan peragakan bagaimana sampeyan pakai tadi!"
    Bapak itu pun memperagakan caranya memakai kipas sebagaimana layaknya orang kepanasan mengipasi dirinya dengan menggerakkan kipasnya ke kanan dan ke kiri.
    "Nha kan! Kliru Pak! Sampeyan ru kliru tak iye."
    "Lha yang bener gimana?"
    "Begini Pak", kata si penjual sambil memperagakan dengan kipasnya yang lain. "Kipasnya sampeyan pegang di depan hidung, terus kepala sampeyan yang digoyang tak iye!"
   
    Satemenipun kita lan sedaya ingkang kita gadhahi
    Punika kagunganipun Allah
    sedaya wau badhe tinimbalan lan wangsul dhumateng Allah
    Dhuh Gusti, mugi Panjenenganparing ganjaran ing mushibah punika
    Lan mugi Panjenengan paring gantos ingkang sakalangkung sae
   
(Sesudah Kesulitan Ada Kemudahan, ProU)