Website Resmi Remaja Islam Mujahidin Stembayo yang aktif bergerak dalam menyebar kasih sayang demi kemaslahatan umat manusia.

SMK NEGERI 2 DEPOK

Ads Here

May 20, 2016

Ulama', Insan Pewaris Para Nabi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnhb0pKQ_TmNXCDA3cGghacTx1XwNjXBgGsdtQILRjnHzLOETL_m5mAf7c_WP6-NLxgOIZkGpzeCr4ZehFJgNlaScqNulFOLFRZ4cjGpvXXl3waezKcDkBqEbOxCtXfitmq8Hxy-pzml8l/s640/KH.+Hasyim+Asy%2527ari.jpg

 oleh: Nurul Fikri Ilham Pratama
 
REMAIS-Sebuah kesempatan yang sangat mulia bagi kita umat islam yang masih dengan mudahnya bisa dipertemukan dengan para beliau, sang guru pencerah hati para ustadz-uztadzah, masyayikh dan para ulama besar negeri ini, sehingga tidak henti-hentinya hati kita selalu bersyukur kepada Allah SWT, alhamdulillah Allah masih mewariskan kepada kita para penerus perjuangan Islam hingga detik ini, sehingga Islam tetaplah jaya di bumi Nusantara ini.

Tahukah Remaisin-Remaisat Rahimakumullah ? Ulama sangatlah dimuliakan di dalam agama kita, berikut kita uraikan di bawah ini.

Tidak ada sebuah kitabpun kecuali Al Qur’an, yang memuliakan kedudukan ulama. 

  • Hal itu menunjukkan adanya perintah mengkaji berbagai ilmu sebagaimana firman Allah di bawah ini:

إِنَّمَا يَخْشَىاللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

Artinya: ”……Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah ULAMA.” (QS. Faathir : 28)

Menguasai ilmu agama tentulah niscaya bagi ulama pewaris Nabi. Ilmu agama mendasari keyakinan, pengamalan, dan segala kebijaksanaan. Bagi seorang ulama, ilmu agama tidak sekadar untuk diamalkan oleh dirinya sendiri, tetapi juga untuk dapat diamalkan dan bermanfaat bagi orang lain. Oleh karena itu, ulama ahli waris Nabi dituntut untuk dapat memberi pencerahan kepada umat terkait persoalan agama, minimal dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan.

Dalam tradisi kita, bisa dikatakan bahwa standar minimum penguasaan terhadap ilmu agama adalah kecakapan mengakses informasi langsung dari literatur kitab kuning. Tanpa kemampuan tersebut, seseorang tidak dapat dikatakan ahli agama. Hanya ilmu agamakah yang sifatnya “wajib” dikuasai oleh ulama pewaris Nabi? Ya, hanya itu. Meskipun tidak berarti bahwa disiplin-disiplin ilmu yang lain, seperti ilmu kelautan, kehutanan, pertanian, dan lain sebagainya, merupakan sesuatu yang terlarang.

  • Dalam sebuah sabda Nabi, “Ulama adalah ahli waris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham, tetapi mewariskan ilmu (agama).” (HR Ibn Majah). Oleh karena itu, dalam kesempatan yang lain, ketika Nabi ditanya tentang pertanian, beliau menjawab, “Kamu lebih mengetahui tentang dunia (pertanian) daripada saya.”

  • Dan Allah menjadikan mereka (para ulama) sebagai makhluk yang berkedudukan tinggi , dalam masalah kesaksian keesaan Allah SWT.  Lihat dan perhatikan ayat berikut ini:

شَهِدَ اللَّهُأَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًابِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيم

”Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang berilmu (juga menyatakan demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
(wallahu a'lam bisshowab)

Referensi: Al-Qur'an, Al-Hadist dan sumber lain untuk menyempurnakan.